Rabu, 31 Oktober 2012

a t h o u s a n d y e a r s . . .



Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow
One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more
Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What's standing in front of me
Every breath
Every hour has come to this
One step closer
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more...

Model proses pengambilan keputusan, tipe-tipe pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah


  1. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
  • Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
  • Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
  • Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
  1. Proses pencarian/penemuan tujuan
  2. Formulasi tujuan
  3. Pemilihan Alternatif
  4. Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis system, Menurut ELBING ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
  1. Identifikasi dan Diagnosa masalah
  2. Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
  3. Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
  4. Pemilihan Alternatif terbaik
  5. Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
2. Model-model Pengambilan keputusan:
  1. Model Perilaku Pengambilan keputusan
    1. Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
    2. Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
    3. Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
    4. Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
    5. Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
    6. Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
2. Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
  1. Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan
  1. Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
  1. Teknik-teknik Pengambilan Keputusan:
  2.  Teknik Kreatif
  3.  Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
1. Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
2. Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Teknik Modern
  1. Teknik Delphi
  2. Teknik Kelompok Nominal
3. Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
  1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
  2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
  3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :
    1. Trial & error : Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/ mengenal dan belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan. Contohnya : ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup, tdk berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil panasnya turun, dll.
    2. Intuisi : penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah.   Kadang-kadang metode ini juga dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.
    3. Nursing process : Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi pada klien.
    4. Scientifik methode/Research Process  : Proses riset/ penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika, dengan pendekatan yang sistematis.  


http://sugenk.staff.gunadarma.ac.id
http://dedenur.wordpress.com

CONTOH STUDI KASUS TIPE-TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Secara singkat Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai tersedianya alternatif.
Konsep konsep pengambilan keputusan :
Identifikasi dan diagnosis masalah
• Pengumpulan dan analisis data yang relevan
• Pengembangan & evaluasi alternantif
• Pemilihan alternatif terbaik
• Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil -hasil

Tipe –Tipe Keputusan Manajemen :
•Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
•Kepusan-keputusan pribadi & strategi
•Keputusan-keputusan dasar & rutin

Model-model Pengambilan Keputusan :
•Relationalitas Keputusan
•Model-model perilaku pengambilan keputusan

Teknik Pengambilan Keputusan :
• Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
•Teknik -teknik Partisipatif
•Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Kesimpulan :  Proses  mempengaruhi dan pengambilan keputusan adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.
Contoh kasus :
Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen (Studi Kasus pada Penggunaan Alat-Alat Tulis Di Lingkungan Kampus IPB)
Pilot dan standard merupakan jenis pulpen yang paling sering digunakan oleh konsumen terutama oleh kalangan pelajar. Namun seiring berkembangnya industri pulpen, muncul berbagai merek pulpen lainnya yang memiliki ciri khas masing-masing. Sehingga diperlukan strategi pemasaran untuk mengahadapi persaingan-persaingan yang bermunculan. Salah satunya adalah dengan menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana proses konsumen memutuskan pembelian pulpen dan membandingkan bagaimana preferensi konsumen terhadap atribut-atribut pulpen yang terdapat pada pulpen pilot dengan stndard techno, baik dari tingkat kepentingannya maupun tingkat kepercayaannya. Penelitian ini dilakukan di Bogor, yaitu di kampus IPB Dramaga, dengan menggunakan disain survey. Responden yang diambil adalah 20 orang pelajar dengan melakukan wawancara tertulis yaitu kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses keputusan pembelian pulpen dimulai pada proses pengenalan kebutuhan, proses pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan evaluasi hasil pembelian. Hasil penelitian menunjukan bahwa 60 % responden memilih dorongan dari teman merupakan faktor utama yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Sedangkan berdasarkan preferensinya, perbandingan atribut pulpen pilot lebih baik ketimbang pulpen standard. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai model Fishbien dimana pulpen pilot lebih tinggi atau lebih positif (+7,4175) dibanding pulpen standard techno (+4,645).

Kamis, 05 Juli 2012

Ilmu Ekonomi


Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
Adam Smith diakui sebagai bapak dari ilmu ekonomi
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan,keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebasteori lingkaran ekonomiinvisble handinformatic economydaya tahan ekonomimerkantilismebriton woods, dan sebagainya.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisis ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikanpernikahankesehatanhukum,kriminalperang, dan agamaGary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini kadang-kadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi?" The traditional Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction.

Kewirausahaan bagi Pelajar

Dimasa lalu banyak orang bekerja sebagai petani dan bekerja di pedesaan. Kemudian seiring dengan tumbuhnya kota besar dan kota-kota kecil di Indonesia, kebanyakan orang ingin menjadi pegawai di kantor di kantor pemerintah maupun swasta atau bekerja di perusahaan-perusahaan besar maupun kecil. Banyak orang pindah kekota-kota besar untuk mencari pekerjaan dan penghidupan lebih baik di kota besar.
Kewirausahaan dipersamakan dengan entrepreneurship atau wirausaha diartikan berbeda beda namun pada prinsipnya maksud dan ruang lingkupnya sama. Kewirausahaan berasal dari kata Wirausaha. Wirausaha berasal dari kata wira artinya berani, uatama, mulia. Usaha berarti kegiatan bisnis komersiil maupun non komersiil.
Untuk menjadi seorang wirausahawan, maka pelajar harus memiliki beberapa karakter sebagai acuan.Karakter adalah ciri, watak, sifat, tingkah laku yang khas dari wirausahawan yang membedakan dengan orang lain yaitu :
a.    Disiplin.
      Bisa diartikan tepat waktu, taat aturan yang ada, konsisten.
b.    Kerja Keras :
      Kerja maksimal tidak kenal lelah, semangat kerja tinggi, tidak membuang-buang waktu untuk segera menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat, etos kerja tinggi.
c.    Komitmen tinggi.
      Setia pada pekerjaan, senantiasa berfikir tentang usaha/pekerjaan, senantiasa berusaha memajukan usaha/pekerjaan.
d.    Kreatif.
      Mampu menciptakan gagasan, ide, hal-hal yang baruatau berbeda dengan yang sudah ada.
e.    Inovatif.
      Membuat terobosan baru, karena adanya invensi (penemuan baru), Extensi (pengembangan), Duplikasi (penggandaan), sintetis (kombinasi) dalam masalah produk dan pelayanan.
f.    Mandiri.   
      Percaya dan berusaha keras atas kemampuan diri sendiri, tidak terlalu tergantung pada orang/fihak lain.
g.    Realistis.
      Bekerja maksimal sesuai dengan kemampuan diri sendiri, tetapi bukan berarti bekerja semampunya atau bekerja seadanya, bukan pula bekerja melampaui batas kemampuannya.
h.    Jujur.
      Berkata, bertindak, secara benar, menepati janji, tidak ingkar janji, tidak bohong/menipu, tidak berkhianat, suci dalam fikiran , dapat dipercaya.
i.    Prestatif.
Melakukan sesuatu pekerjaan yang sempurna, tidak asal jadi sehingga memperoleh penghargaan dari orang lain.

Meskipun dirasa sangat berat bagi pelajar untuk mewujudkan karakter diatas, setidaknya semenjak dini harus ditanamkan jiwa yang bertanggung jawab pada diri sendiri maupun kepada orang lain, disiplin terhadap apapun, serta inovatif. Karena dalam jiwa yang muda terdapat banyak imajinasi yang membuat sesuatu yang lebih inovatif.
Jadi bagi pelajar, meskipun saat ini dituntut untuk menuntut ilmu setinggi tingginya, maka tidak salah untuk membekali diri sedini mungkin menyiapkan diri yang lebih mandiri. Agar tidak terlalu bergantung kepada lapangan pekerjaan yang ada pada masanya nanti.

Kewirausahaan bagi mahasiswa


Kewirausahaan bagi Mahasiswa


Wirausaha Mandiri Mahasiswa
1.     Latar Belakang
Menjadi pengangguran merupakan suatu keadaan yang banyak ditakuti orang. Membangun jiwa wiraswasta ini tidaklah mudah sehingga menjadi sebuah tantangan. Apalagi ketika masih bergantung pada penghasilan orang tua.Sementara itu di lingkungan kampus, perkuliahan begitu ketat.Minat mahasiswa akan wirausaha semakin meningkat dari waktu ke waktu.Hal ini terbukti dari banyaknya inovasi-inovasi kreatif yang lahir dari keinginian kuat para wirausahawan muda (mahasiswa).Mereka mencoba untuk dapat menciptakan suatu lapangan pekerjaan sendiri dan berwirusaha untuk dapat menghindari pesatnya dunia pekerjaan yang semakin menyempitkan peluang kita.
2.    Isi
Tidak banyak waktu yang lowong bagi para mahasiswa  untuk mengembangkan sifat ini. Sistem kredit di dalam perkuliahan membuat para mahasiswa tidak bisa berleha-leha. Lebih-lebih di kalangan mahasiswa tertentu yang katakanlah porsi praktikumnya lebih besar. Namun, sesungguhnya, jika diamati, tetap saja ada waktu luang yang dapat digunakan untuk mengembangkan jiwa wiraswasta.

Tinggal bagaimana kita bisa mengatur dan memberdayakannya. Terutama kalau kita bisa berdisiplin serta kerja keras . Melalui berwiraswasta kita bisa mengatur keuangan dengan baik, berhemat, menghitung penerimaan dan pengeluaran, serta mengembangkan manajemen. Suatu modal berharga untuk masa depan. Selanjutnya adalah mencari dan mengusahakan bidang usaha atau bidang kegiatan yang sejalan dengan perkuliahan.

Para mahasiswa disain grafis bisa membuat dan menjual baik desain maupun produk kebutuhan sehari-hari, misalnya kaus, sepatu, tas. Sementara untuk para mahasiswa komunikasi, lebih-lebih jurusan jurnalistik, bisa mengembangkan bakat atau berwiraswasta di bidang tulis-menulis, menurut hasil penelitian Mbah Gendeng . Menulis terus-menerus kemudian mengirimkannya ke berbagai media untuk mengumpulkan honor demi honor.

Sedikit demi sedikit tentu akan menjadi bukit. Mahasiswa perikanan pun dapat mengembangkan bakat di bidang pemeliharaan ikan  hias yang tentu akan bisa menjadi sumber penghasilan lumayan. Bahkan mungkin kelak menjadi andalan hidup. Harapannya memang kegiatan wiraswasta atau wirausaha ini bakal menjadi andalan hidup di masa depan.

Tak aneh apabila cukup banyak orang yang tidak menyelesaikan kuliah karena keasyikan mengembangkan jiwa kewirausahaan ini. Tentang hal ini kita bisa melihat Bill Gates yang merupakan pendiri dan pemilik Microsoft yang menjadi perusahaan raksasa kelas dunia. Bill Gates hengkang dari Universitas Harvard, tetapi sukses  dengan Microsoft di kemudian hari.

Terlebih lagi ia sempat mencatatkan diri sebagai orang terkaya di dunia. Di Indonesia juga tak kurang contoh-contoh penting yang mengembangkan kewirausahaan sejak zaman mahasiswa. Di antaranya adalah Arifin Panigoro, pemilik Medco yang merintis dan membangun masa depannya sejak mahasiswa di ITB. Selain Arifin Panigoro, kita pun dapat melihat Chairul Tandjung yang mulai merintis usahanya sejak menjadi mahasiswa UI.
3.    Kesimpulan
Jika kita memiliki minat yang besar dalam dunia usaha makan hendaknya hal tersebut selalu kita gali dan selalu berani untuk mencoba.Sebab sebesar apapun mimpi dan harapan kita tidak akan pernah terlihat hasilnya sebelum kita mencobanya.Mulailah dari hal yang paling sederhana dan kecil,untuk memupuk rasa keberanian kita terhadap dunia usaha terlebih dahulu.

Senin, 12 Maret 2012

Tata Cara Penulisan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Penulisan kata


Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.

1. Kata dasar ditulis sebagai satu kaesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan) 
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola. 
2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi 
3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan. 
4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara. 
5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia. 
3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (centang-perenang, sayur mayur). 
4. Gabungan kata atau kata majemuk 

1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola. 
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya. 
3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai. 
5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya. 
6. Kata depan atau preposisi (di, ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya. 
7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil. 
8. Partikel 

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah. 
2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun. 
3. Partikel per- yang berarti “mulai”, “demi”, dan “tiap” ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai. 
9. Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim. 
10. Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka. 

Kata turunan
Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut.

Jenis imbuhan
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:

1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
1. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se- 
2. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya 

2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran. 
1. ber-an dan ber-i 
2. di-kan dan di-i 
3. diper-kan dan diper-i 
4. ke-an dan ke-i 
5. me-kan dan me-i 
6. memper-kan dan memper-i 
7. pe-an dan pe-i 
8. per-an dan per-i 
9. se-nya 
10. ter-kan dan ter-i 


3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita. 
2. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-. 
Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi. 
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*. 
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik. 
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*. 

Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi. 
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi. 
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l) 

Konsensus penggunaan kata 

Tiongkok dan tionghoa
Cina adalah bentuk dan penggunaan baku menurut KBBI. Ada himbauan untuk menghindari kata ini atas pertimbangan kesensitifan penafsiran. Sebagai alternatifnya diusulkan menggunakan kata “China”. Ini sebuah argumen yang tidak bisa didiskripsikan dan dijelaskan secara ilmiah bahasa, apalagi bunyi ujaran “China” – “Cina” adalah hampir sama (China dibaca dengan ejaan Inggris). Padanan untuk kata Cina yaitu Tiongkok (negara), Tionghoa (bahasa dan orang).
Mayat dan mati
* mati: hindari penggunaannya dalam penulisan biografi. Gunakan kata wafat, meninggal, gugur, atau tewas (tergantung konteks).
* mayat: hindari penggunaannya dalam penulisan biografi. Gunakan kata jasad atau jenazah. 

Pranala ke situs luar
Sebisa mungkin hindari penggunaan kalimat seperti “Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi situs ini.” pada artikel yang belum lengkap. Sebaiknya pranala ke situs tersebut dimasukkan ke bagian Pranala luar dan menambahkan Templat:Stub dengan mengetik:

{{stub}} 
atau {{rintisan}}di bagian akhir artikel.

Penggunaan “di mana” sebagai penghubung dua klausa
Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia TIDAK mengenal bentuk “di mana” (padanan dalam bahasa Inggris adalah “who”, “whom”, “which”, atau “where”) atau variasinya (“dalam mana”, dengan mana”, dan sebagainya). Penggunaan “di mana” sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Indonesia hanya mengenal kata “yang” sebagai kata penghubung untuk kepentingan itu dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, HINDARI PENGGUNAAN BENTUK “DI MANA”, apalagi “dimana”, termasuk dalam penulisan keterangan rumus matematika. Sebenarnya selalu dapat dicari struktur yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.

Contoh-contoh:

(1) Dari artikel Kantin: … kantine adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum di mana para pengunjung dapat makan … . 

* Usul perbaikan: … kantine adalah sebuah ruangan di dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan (oleh) pengunjungnya untuk makan … .

(2) Dari artikel Tegangan permukaan: Teganganpermukaan = F / L dimana :
F = gaya (newton)
L = panjang m).[sic] 

* Usul perbaikan: Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang (m), tegangan permukaan S dapat ditulis sebagai S = F / L.
Di sini tampak bahwa “apabila” menggantikan posisi “di mana” (ditulis di kalimat asli sebagai “dimana”).
(3) Dari kalimat bahasa Inggris: Land which is to be planted only with rice … .
* Usul terjemahan: Lahan yang akan ditanami padi saja … .
Contoh-contoh lain silakan ditambahkan.
Kata penghubung “sedangkan”
Kesalahan penggunaan kata penghubung yang juga sering kali terjadi adalah yang melibatkan kata “sedangkan”. “Sedangkan” adalah kata penghubung dua klausa berderajat sama, sama seperti “dan”, “atau”, serta “sementara”. Dengan demikian secara tata bahasa ia TIDAK PERNAH bisa mengawali suatu kalimat (tentu saja lain halnya dalam susastra!). Namun justru di sini sering terjadi kesalahan dalam penggunaannya. “Sedangkan” digunakan untuk mengawali kalimat, padahal untuk posisi itu dapat dipakai kata “sementara itu”.

Contoh: Dari harian Jawa Pos:

“Sebelumnya disebutkan, dalam pilgub Banten kali ini, 6.208.951 pemilih terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap). Sedangkan jumlah total TPS se-Banten ada 12.849.”

Usulan perbaikan 1:
“Sebelumnya disebutkan, dalam pilgub Banten kali ini ada 6.208.951 pemilih terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap) sedangkan jumlah total TPS se-Banten ada 12.849.”


Usulan perbaikan 2:
“Sebelumnya disebutkan, dalam pilgub Banten kali ini ada 6.208.951 pemilih terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap). Sementara itu, jumlah total TPS se-Banten ada 12.849.”

Daftar kata 
Untuk daftar yang lebih lengkap, lihat pula halaman utamanya.
Gabungan kata yang ditulis serangkai
1. acapkali
2. adakalanya 
3. akhirulkalam 
4. alhamdulillah 
5. astagfirullah 
6. bagaimana 
7. barangkali 
8. bilamana 
9. bismillah 
10. beasiswa 
11. belasungkawa 
12. bumiputra 
13. daripada 
14. darmabakti 
15. darmasiswa 
16. dukacita 
17. halalbihalal 
18. hulubalang 
19. kacamata 
20. kasatmata 
21. kepada 
22. keratabasa 
23. kilometer 
24. manakala 
25. manasuka 
26. mangkubumi 
27. matahari 
28. olahraga 
29. padahal 
30. paramasastra 
31. peribahasa 
32. puspawarna 
33. radioaktif 
34. sastramarga 
35. saputangan 
36. saripati 
37. sebagaimana 
38. sediakala 
39. segitiga 
40. sekalipun 
41. silaturahmi 
42. sukacita 
43. sukarela 
44. sukaria 
45. syahbandar 
46. titimangsa 
47. wasalam Kata yang sering salah dieja
Daftar ini disusun menurut urutan abjad. Kata pertama adalah kata baku menurut KBBI (kecuali ada keterangan lain) dan dianjurkan digunakan, sedangkan kata-kata selanjutnya adalah variasi ejaan lain yang kadang-kadang juga digunakan.
1. aktif, aktip
2. aktivitas, aktivitas 
3. alquran, al-Qur’an, Al-Qur’an, al Qur’an, Al Qur’an (maupun tanpa [']) 
4. analisis, analisa 
5. Anda, anda 
6. apotek, apotik (ingat: apoteker, bukan apotiker) 
7. asas, azas 
8. atlet, atlit (ingat: atletik, bukan atlitik) 
9. bus, bis 
10. besok, esok 
11. diagnosis, diagnosa 
12. Ekstrakurikuler, ekstrakulikuler 
13. ekstrem, ekstrim 
14. embus, hembus 
15. Februari, Pebruari 
16. frekuensi, frekwensi 
17. foto, photo 
18. gladi, geladi 
19. hierarki, hirarki 
20. hipnosis (nomina), menghipnosis (verba), hipnotis (adjektiva) 
21. ibu kota, ibukota 
22. ijazah, ijasah 
23. imbau, himbau 
24. indera, indra 
25. indragiri, inderagiri 
26. istri, isteri 
27. izin, ijin 
28. jadwal, jadual 
29. jenderal, jendral 
30. Jumat, Jumat 
31. kacamata, kaca mata 
32. kanker, kangker 
33. karier, karir 
34. Katolik, Katholik 
35. kendaraan, kenderaan 
36. komoditi, komoditas [2] 
37. komplet, komplit 
38. konkret, konkrit, kongkrit 
39. kosa kata, kosakata 
40. kualitas, kwalitas, kwalitet [2] 
41. kuantitas, kwantitas [2] 
42. kuitansi, kwitansi 
43. kuno, kuna [3] 
44. lokakarya, loka karya 
45. maaf, ma’af 
46. makhluk, mahluk, mahkluk (salah satu yang paling sering salah) 
47. mazhab, mahzab 
48. metode, metoda 
49. mungkir, pungkir (Ingat!) 
50. nakhoda, nahkoda, nakoda 
51. napas, nafas 
52. narasumber, nara sumber (berlaku juga untuk kata belakang lain) 
53. nasihat, nasehat 
54. negatif, negatip (juga kata-kata lainnya yang serupa) 
55. November, Nopember 
56. objek, obyek 
57. objektif, obyektif/p 
58. olahraga, olah raga 
59. orang tua, orangtua 
60. paham, faham 
61. persen, prosen 
62. pelepasan, penglepasan 
63. penglihatan, pelihatan; pengecualian 
64. permukiman, pemukiman 
65. perumahan, pengrumahan; baik untuk arti housing maupun PHK 
66. pikir, fikir 
67. Prancis, Perancis [4] 
68. praktik, praktek (Ingat: praktikum, bukan praktekum) 
69. provinsi, propinsi 
70. putra, putera 
71. putri, puteri 
72. realitas, realita 
73. risiko, resiko 
74. saksama, seksama (Ingat!) 
75. samudra, samudera 
76. sangsi (=ragu-ragu), sanksi (=konsekuensi atas perilaku yang tidak benar, salah) 
77. saraf, syaraf 
78. sarat (=penuh), syarat (=kondisi yang harus dipenuhi) 
79. sekretaris, sekertaris 
80. sekuriti, sekuritas [2] 
81. segitiga, segi tiga 
82. selebritas, selebriti 
83. sepak bola, sepakbola 
84. silakan, silahkan (Ingat!) 
85. sintesis, sintesa 
86. sistem, sistim 
87. surga, sorga, syurga 
88. subjek, subyek 
89. subjektif, subyektif/p 
90. Sumatra, Sumatera 
91. standar, standard 
92. standardisasi, standarisasi [5] 
93. tanda tangan, tandatangan 
94. tahta, takhta 
95. teknik, tehnik 
96. telepon, tel(f/p)on, telefon, tilpon 
97. teoretis, teoritis (diserap dari: theoretical) 
98. terampil, trampil 
99. ubah (=mengganti), rubah (=serigala) — sepertinya kedua-duanya berlaku 
100. utang, hutang (Ingat: piutang, bukan pihutang) 
101. walikota, wali kota 
102. Yogyakarta, Jogjakarta 
103. zaman, jaman 
Sumber: wikipedia.org